Selasa, 24 Desember 2013

kajian mantra 1



NAMA : KOMANG SUDIASA
KELAS : PENDIDIKAN AGAMA HINDU / PAH V A
NIM : 10.1.1.1.1.3833
TUGAS : Mengkaji Mantra
1.       Mengkaji Mantra Puja Tri Sandya dan mantra kramaning sembah
Pengucapan mantra setelah asana adalah “om prasada sthiti carira siva suci nirmala ya namah svaha” dikatakan dalam mantra tersebut bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa mengambil Wujud sebagai Dewa Ciwa yang suci tak ternoda.
Selanjutnya pada mantra pranayama yang diucapkan didalam hati, namun ada juga orang yang mengucapkannya diluar, yaitu :
OM, Ang Namah
OM,Ung Namah
OM, Mang Namah
Dalam mantra tersebut dapat saya kaji bahwa Sang Hyang Widhi mengambil wujud sebagai Brahma (pencipta) dengan Aksara, kemudian Sang Hyang Widhi mengambil wujud sebagai Dewa Wisnu (pemelihara) dengan Aksara Ung dan Sang Hyang Widhi mengambil wujud sebagai Dewa Siwa (pelebur) dengan Aksara Mang. Dari ketiga mantra tersebut bahwa adanya Tri Murti (penyatuan antara dewa Brahma, Wisnu dan Siwa).
Mantra pada Tri Sandya bait 1,2,3, kata Om merupakan lambang dari dewa Brahma dan merupakan lambang alam semesta bhurloka, bvahloka dan svahloka. Mantra yang pertama ini adalah mantra yang paling mulia diantara semua mantra, karena ia adalah ibu mantram. Dilihat dari mantra yang kedua disebutkan tentang dewa narayana yang bebas dari noda dan sebagainya.
Mantram yang ketiga bahwa Ida Sang Hyang Widhi Wasa disebut dengan banyak nama seperti dewa civa, mahadewa, iswara, parameswara, brahma, visnu, rudra dan purusa yang merupakan nama dari ista dewata. Mantram yang ke eempat om papoham papa karmanam, paptma papa sambaavah trahinam pundarikaksa sabhaya bhyantara sucih artinya ya tuhan hamba ini papa, perbuatan hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba tuhan yang bermata indah bagiakan bunga teratai sucikan jiwa dan raga.
Pada mantram bait kelima om ksamsvamam mahadevah sarvaprani hitankara, mammoca sarva papabhyah, palayasva sada siva yang artinya ya tuhan ampunilah hamba, sang hyang qwidhi yang maha agung, anugerahkanlah kesejahteraan kesemua mahluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hyang maha agung.
Pada bait ke eenam om ksantyavyah kayika dosah, ksantavyo vaciko mama, ksantavyo manaso dosah, ttat pramdat ksamasvamam, om santih, santih, santih, om artinya ya tuhan yang maha agung ampunilah dosa hamba, yang dilakukan oleh badan hamba, yang keluar vdari kata-kata, dosa p;ikiran hamba, dan ampunilah dosa hamba dari kelalaian hamba semoga damai dihati damai di dunia damai selalu

Dalam mantram kramaning sembah terlihat pada mantram sebagai berikut:
Om nama deva  adhisthanaya
Sarva vyapi vai sivaya
Padmasana eka pratisthaya
Ardhanaresvaryai namo namah
Dalam mantra diatas terdapat dewa yang tertinggi adalah dewa siva yang dimana adanya Ista Dewata yang merupakan perwujudan Tuhan dalam berbagai wujud seperti Brahma, Visnu, siwa dan lain-lain. Dari sekian mantra diatas bahwa dalam mantra selalu diawali dengan kata Om. Om merupakan persandian dari huruf Angakara (A) + Ungkara (U) = O dan Mangkara (M) tetap.


A= DEWA BRAHMA
U= DEWA WISNU                                                  OM = TRI MURTI
M = DEWA MAHADEWA

2.      Mengkaji Mantra
a.      Mantra Pembersihan Tangan :
“OM hrah astraya namah”
Artinya :  om sujud kepada hrah phat, astra (itu) dapat dikaji dari mantra pemebrsihan tangan diatas adalah Astra mantra yaitu mantra tentang “ Phat”. Dari kedua jenis pasang sastra itu lebih cendrung digunakan ‘hrah’ yang dipakai oleh S. Levi. Hrah artinya biji berarti biji (benih) dan merupakan sumber manifestasi satunya siwa dengan sakti.
b.      Mantra Pembersihan Mulut :
“Om Um Phat Astraya Namah”
Artinya :  om sujud kepada Um,astra Phat (itu). Dapat dikaji bahwa kata om diatas merupakan unsur-unsur dari Tri Sakti, yaitu kesaktian untuk penciptaan, karena ia adalah mula dari pada penciptaan ini, kesaktian memelihara atau menghidupakan karena ia adalah sumber dari semua kehidupan dan kesaktian untuk mengembalikan kepada asasnya atau pralina. Phat sebagai baja mantra tidak pernah diterjemahkan, kalau yang diamksud ph adalah phangkara dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kekuatan jiwa dan psikis. Astra diartikan sesuatu yang dapat mengeluarkan dalam kamus sansekerta Astra adalah panah /senjata pamungkas dan dapat pula berarti tubuh.
c.       Mantra Pembersihan Kaki :
“om am kham khasulkaya iswara ya namah svaha”
Artinya : om sujud kepada A-kha, sinar cahaya api isvara yang cemerlang. Dapat dianallisa kata am dan kham yang dimaksud A dan Kham dalam bentuk detil huruf Aadalah Brahman dari huruf itu terlahir kata “aham” (aku) yang di dallam hindu darsana objek dan subyek adalah “aham” itu sendiri. Selanjutnya didalam ilmu tantrayana, meditasi akan brahma tidak lain merupakan parinama widya dan aham menjadi brahma dan dikatakan menjdai “aham brhamasmi”, yang merupakan dasar menuju kepada kesemprnaan siwatman.
d.      Mantra Pembersihan Bunga :
“om puspa danta ya namah”
Artinya : ya Tuhan sucikanlah bunga ini. Dari mantra tersbut dapat dikaji bahwa yang dimaksud dengan puspa danta ialah siva, gelar yang diberikan kepada dewa siva dari mantra diatas penggunaan kembang bukan lagi sebagai alat, tetapi sebagai lambang siva yang tidak bebeda dari padaNya.
e.       Mantra Pembersihan Dupa :
“om am dhupa dhipa astraya y namah”
Artinya :  om sujud kepada A (m), dhupa (dan) dipa, astra (itu). Dilihat dari kata Am merupakan dewa Brahma. Dhupa adalah Akasa Tattwa dan Dhipa adalah sakti Tatwa.
f.       Mantra Pembersihan Duduk :
“om parisada sthiti sarira siva suci Nirmalaa ya Namah”
Artinya :  om sujud kepada siva yang suci tak tercela. Dari mantra tersebut dapat dikaji bahwa istilah prasada dapat diartikan paripurnaham bahwa “aku adalah sempurna (dan) semua (ini). Prasada rumah besar, candi sthiti bersifat rahasia atau peraturan yang sempurna terdapat pemujaan terhadap dewa siva yang suci tak tercela. Simpulan dari beberapa mantra diatas selalu diawali dengan kata Om. Kata om yang artinya penyatuan daripada dewa brahma, dewa visnu, dan dewa siva ada persandian antara kata A dan U = O + M tetap sehingga menjadi kata OM (Ang, Ung, dan Mang).
 3. Mengkaji Mantra untuk Hari Pagewersi.
Mantra Pagewersi.
Om, Giripati maha wiryam,
Mahadewa pratista, linggam,
Sarwa dewa Pranamyanam,
Sarwa jagat Pratistanam.
Om, Giripati dipata ya namah.

Artinya :
Ya Tuhan, bergelar Giripati yang Maha Agung, Mahadewa dengan lingga yang mantap, semua Dewa sembah padaMu. OM Giripati, hamba, memujaMu.
Dalam mantra diatas dapat dikaji bahwa dewa yang dipuja dalam upacara Pagewersi merupakan pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa). Dalam mantra diatas disebutkan tentang linggam, seperti yang kita ketahui linggam merupakan sthana Dewa Siwa. Dewa Siwa juga dipuja dalam mantra tersebut. Pemujaan ditujukan  kepada seluruh alam yang disebutkan diatas.
Dilihat dari Kata "pagerwesi" artinya pagar dari besi. Ini me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.
Sanghyang Paramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur.
Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka. Dalam lontar Sundarigama disebutkan:
"Budha Kliwon Shinta Ngaran Pagerwesi payogan Sang Hyang Pramesti Guru kairing ring watek Dewata Nawa Sanga ngawerdhiaken sarwa tumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh."
Artinya:
Rabu Kliwon Shinta disebut Pagerwesi sebagai pemujaan Sang Hyang Pramesti Guru yang diiringi oleh Dewata Nawa Sanga (sembilan dewa) untuk mengembangkan segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.
3.      Mantra saraswati dan mantra tumpek landep
Mantra saraswati yaitu
Om, brahman putri maha dewi
Brammanya brahma wandahani
Saraswati sayajnam, prajanaya saraswati
Om, saraswati dipata ya namah.
Artinya : ya tuhan, saktimu selaku mahadewi dari brahman, pancaran pradahana dari brahman, saraswati dewi kemampuan berfikir, saraswati yang tak ada tara kebijaksanaannya, ya dewi saraswati hamba menyembah padamu.
Darimantra diatasdapat dikaji dilihat dari awal kata yang mewngawalainya yaitu Om, dimana kata om merupakan unusr-unsur dari tri sakti yaitu (brahman sebagai pencipta, wisnu sebagai pemelihara, dan siva sebagai pelebur). Di dalam kitab narayana upanisad terdapat penjelasan tentang yang menyatakan bahwa kata om berasal dari huruf A = ang yaitu brahman O = ong yaitu visnu, dan M = mang mahadewa. Dalam mantra diatas bahwa dewi saraswati merupakan saktinya dewa brahma, dan dewi sarswati merupakan dewi nya ilmu pengetahuan

 Mantra Tumpek Landepmangdik62@gmail.com
Om, pasupati purwa desanta agni rasa asripati sri sri pasupati om phat
Artinya oh hyang widhi aku memujamu karena telah memberikan kemampuan kepada kita .
Bersyukur kepada hyang maha pencipta dalam manifestasinya sebagai hyang pasupati atas ciptaannya. Kata om diatas merupakan penyatuan dari dewa brahma, wisnu dan siwaa yang disebut dengan tri murti. Selain itu juga ada penyatuan dari dewa agni. Dewa agni merupakan hal yang penting yang ada disetiap upacara, dewi sri saktinya dewa wisnu. Dalam mazab sivaisme nama siwa yang disebut sebagai ista dewata bermacam-macam gelar panggilan seperti dalam mantra diatas yaitu om pasupati.

1 komentar:

  1. Om Swastyastu, mohon informasi, darimanakah sumber sastra mantra : Om Brahma-putri mahadewi Brahman ya Brahma-nandini Saraswati samjnayani Prayana ya Saraswati.
    Matur suksma.
    Om Shantih, Shantih, Shantih, Om

    BalasHapus